Minggu, 11 Oktober 2009

mengungkap misteri dibalik ICT.

assalamu'alaikum WrWb......

perkenalkan nama saya M.Faqihudin Ikhfa sebut saja "faqih"saya mahasiswa STMIK SUPRA Jakarta barat. Alhamdulillah dalam kesempatan yang berbahagia ini saya dengan sedikit keberanian dan sebatas pengetahuan yang saya miliki ini, saya akan mengungkapkan argumen saya menanggapi keberadaan dan efek momok yang disebut ICT.

ICT jadi,ICT...ya information communications technology... berarti teknologi yang menyuguhkan komunikasi dan informasi.sejenak kalau kita lirik dari sudut pandang sejarah dan tujuannya, kita tahu dan sadar betul kita sudah tidak lagi berada di jaman purbakala, jaman yang untuk makan saja masih sangat susah, makanan dan cara memperolehnya pun masih terbilang sangat brutal.betapa tidak? nenek moyang kita jika ingin makan dia harus membuat tombak,anak panah dsb, terus memburu hewan yang ada di hutan dan, tatkala sudah mendapatkannya?dia langsung mengoyak perut mangsanya dan langsung membakarnya, lalu beberapa menit kemudian kenyanglah perutnya.

tapi itu dulu, sekarang? kita tengah berada di jaman dimana segala halnya banyak dikaitkan dengan perbaikan-perbaikan, kemajuan demi kemajuan, demi kemaslahatan umat manusia di bumi ini. karena untuk tujuan itulah sosok ICT muncul di tengah tuntutan-tuntutan jaman yang kian menuntun kemakmuran. yakni jembatan yang akan menuntun manusia ke depan pintu gerbang kemajuan.

dari segi fungsi?

ICT sendiri menurut saya,akan berfungsi menjembatani manusia untuk mewujudkan tuntutan jamannya sekarang ini. terbukti dengan ditemukannya alat komunikasi telegram,telephone,manusia akan dengan lebih mudah untuk berinteraksi satu sama lain. Pun sama halnya dengan yang sekarang ini lagi ngetren-ngetrennya, yakni dunia maya internet, website, email, dsb. Jelas, dengan adanya layanan dunia maya ini manusia akan lebih mudah untuk tidak hanya berinteraksi, tapi juga lewat layanan ini manusia dapat dengan mudah mengakses informasi yang up to date berkawasan global " dunia ", dengan hanya duduk santai sambil menikmati secangkir kopi.

dari sudut pandang efeknya?

Perkembangan pesat di bidang teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology, ICT) adalah sesuatu yang tak terelakkan dan selayaknya justru kita syukuri. Bahwa ICT bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan negatif di kalangan generasi muda, hal itu tidak menutup kemungkinan sebaliknya, yaitu ICT juga bisa memberikan kemaslahatan yang luar biasa bagi umat manusia. Pada akhirnya, dampak ICT terpulang pada bagaimana kita menyikapi dan memanfaatkannya.

Demikian dinyatakan Vice President Public and Marketing Communication PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) di Tasikmalaya (5/6). Telkom sebagai operator ICT terbesar di Indonesia, demikian Eddy Kurnia, menyadari betul pentingnya ICT sebagai tool yang sangat berguna di satu sisi, serta fakta bahwa teknologi tersebut bisa digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk tujuan negatif, di sisi lain. “Untuk itulah, kami lalu gencar melakukan serangkaian program CSR seperti Internet Goes to School dan Santri Indigo,” ujarnya.


Dijelaskan, upaya membendung kemajuan teknologi bukan saja sulit, atau bahkan sia-sia, tetapi juga bisa menyebabkan hilangnya peluang masyarakat kita untuk maju mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain. Harapan Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju tak mungkin tercapai kalau tidak didukung oleh prestasi nyata, sementara akan sulit sekali meraih prestasi tersebut di zaman sekarang bila tidak didukung oleh penguasaan ICT.

Upaya Telkom untuk meminimalisasi potensi negatif pemakaian ICT dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan, beberapa waktu yang lalu Telkom memelopori skema berlangganan prabayar berbasis paket untuk layanan TelkomVision, yang memungkinkan pelanggan hanya memilih program-program TV Kabel tertentu. Artinya, para orang tua juga bisa mengarahkan tontonan putra-putrinya ke program-program yang sesuai.

Jembatan Silaturahim

Menurut Eddy Kurnia, begitu banyak kemaslahatan yang bisa kita petik dari kemajuan ICT. Beberapa di antaranya adalah ICT telah berfungsi sebagai jembatan yang mempermudah silaturahim antarumat manusia. Telepon, Internet, Teleconference, dan Video Conference, adalah sarana komunikasi interaktif yang mampu mengurangi kendala jarak dalam melakukan silaturahim.

ICT juga mempermudah umat dalam hal menjalankan ibadah. Sebagai contoh, ketika informasi tentang bencana alam terjadi di suatu tempat, orang bisa dengan mudah menyalurkan bantuannya melalui sarana SMS (Short Message Service). Operator telekomunikasi di Indonesia, termasuk Telkom, sering menyediakan nomor khusus untuk memfasilitasi penyaluran dana bantuan masyarakat bagi korban bencana alam, seperti program SMS 5000 yang diselenggarakan Telkom untuk menyalurkan bantuan bagi para korban bencana gempa bumi di Jogjakarta beberapa waktu lalu.

Eddy Kurnia lebih lanjut mengatakan keberadaan ICT telah membuka akses manusia terhadap sumber daya ilmu pengetahuan dan informasi. Internet adalah samudera ilmu dan pengetahuan yang luas, yang bila dimanfaatkan secara tepat dan optimal akan mampu meningkatkan kualitas hidup penggunanya dengan biaya yang sangat murah.

ICT di sisi lain jelas-jelas bisa dimanfaatkan sebagai wahana syiar dengan jangkauan yang tiada berbatas. Melalui milis, situs web, atau blog, seorang ustazd bisa dengan mudah menyampaikan syiar keagamaan ke audiens yang sangat luas, sekalipun mereka berada di wilayah atau negara yang jauh. Program Santri Indigo yang digagas Telkom terutama dimaksudkan untuk memfasilitasi potensi pesantren dalam menyampaikan syiar keagamaan kepada publik yang luas, selain untuk mengembangkan komunitas muslim digital melalui pemanfaatan ICT.

Bahkan, menurut Eddy Kurnia, ICT juga bisa menjadi wahana untuk meningkatkan tawaqal umat. Ia mencontohkan ada seorang eksekutif tidak bisa mengejar jadwal keberangkatan pesawat terbang karena ban mobilnya tiba-tiba kempes. Dimarahinya sopirnya habis-habisan karena dianggap lalai. Kemudian sambil menunggu ban mobil diganti ia berteduh di sebuah warung yang di dalamnya terlihat sebuah TV menayangkan berita. Betapa kagetnya dia ketika muncul sebuah berita tentang kecelakaan sebuah pesawat terbang yang gagal tinggal landas, yang ternyata bernomor sama dengan nomor penerbangan yang tertera pada ticket yang dibawanya. Seketika itu pula ia sadar bahwa kelalaian sopirnya saat itu tak lain dari kehendak Allah SWT untuk menyelamatkan dirinya. Emosinya gara-gara ban kempes langsung luluh karena kemampuan ICT yang memungkinkan ia mendapatkan informasi peristiwa begitu cepatnya.

Menurut Eddy Kurnia, di zaman ketika keberadaan ICT (khususnya Internet) membuat batas-batas negara dan budaya menjadi tidak lagi relevan, apa yang harus digalakkan adalah membangun akhlaq dan aqidah umat sekokoh mungkin. Tatkala akhlaq dan aqidah umat berhasil dibangun, maka ICT akan tak ubahnya seperti pisau yang tergeletak di dapur rumah, yang tidak merangsang keinginan apapun bagi penghuni rumah kecuali memanfaatkannya untuk membantu kegiatan rumah tangga sehari-hari. “Di sinilah peran para pemuka agama dan orang tua menjadi sangat penting, sementara operator ICT sendiri tentunya juga punya tanggung jawab moral untuk ikut mendorong penggunaan ICT ke arah yang positif,” kata E


mungkin inilah sekelumit pendapat saya, dalam berusaha mengungkap misteri dibalik momok yang sangat amat buming di era ini, dialah ICT.

terima kasih atas segala kunjungan mohon maaf atas segala kekurangan.
Akhir kata saya mengucapkan

Wassalamu'alaikum WrWb.